Pages

Lihat Dokumentasi

Arjuna

Lihat Dokumentasi_1

Ciremai

Lihat Dokumentasi_2

Bromo

Lihat Dokumentasi_3

Villa Cibunar durung ana, alias zaman bengiennnn

Lihat Dokumen

Barisnya gak rapih!!!

Lihat Dokumen

Rinjani

Lihat Dokumen

Mandalawangi

Lihat Dokumen

Merapi

Lihat Dokumen

Si Mbah

Lihat Dokumen

Si Mbah

Lihat Dokumen

Gie

Jalur Cikurai via Dayeuh Kolot


Transportasi

Bandung - Garut, 3 Jam, Bus (Lw Panjang-Garut), Rp.13.000,-
Garut - Patrol, 30 Menit, Angkot (Garut-Cilawu, kode trayek 05, warna biru putih), Rp.4.000,-
* Tarif up date Agustus 09.

Trekking

 

Patrol - Stasiun Pemancar, 3 Jam.
Bisa juga menyewa ojek dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam.
Dari pangkalan ojek perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati perkampungan penduduk   selanjutnya perkebunan teh yang sangat luas. Kondisi jalan saat keluar dari perkampungan penduduk dan mulai memasuki perkebunan teh tidak beraspal, baru setelah mendekati daerah stasiun pemancar kembali ditemukan jalan aspal.

Pemancar - Pintu hutan, 30 Menit.
Lokasi stasiun pemancar mempunyai ketinggian kurang lebih 1.450 meter diatas permukaan laut, lokasi ini juga sering dijadikan area bermalam bagi para pendaki yang kemalaman. Kita harus mengisi penuh persediaan air disini, karena selama pendakian ke puncak, sulit sekali ditemukan sumber air.

Jalur awal pendakian sendiri berada di sisi kiri stasiun. Awal perjalanan dimulai dengan melewati perkebunan teh kemudian padang rumput dengan kondisi jalur yang agak menanjak.

Pintu hutan - Pos 1, 30 menit.
Di pintu hutan terdapat sebuah tempat yang agak luas lengkap dengan plang penunjuk arah bertuliskan PALINDO.
Dari pintu hutan jalur mulai menanjak dengan melewati hutan yang belum begitu rapat.

Pos 1 - Pos 2, 1 jam.
Tanda pos 1 yaitu sebuah tempat yang agak luas memuat 1-2 tenda, dan plang penunjuk arah (PALINDO).
Jalur pendakian terus menanjak dan curam, dengan kemiringan mencapai 60-80 derajat. Dari sini kita akan disuguhkan pemandangan hutan yang begitu asri dengan pohon-pohon yang dilapisi lumut.

Pos 2 - Pos 3 (Puncak bayangan), 1 jam 30 Menit.
Tanda pos 2 masih tetap sama, hanya saja lokasinya agak luas dari pos 1.
Kondisi jalur masih tetap menanjak dan curam.

Pos 3 - Puncak, 1 Jam 30 Menit.
Lokasi pos 3 berada persis di puncak bayangan gunung Cikurai. Pos 3 adalah pos yang paling luas diantara pos-pos yang lainya, sehingga tidak jarang pendaki mendirikan tenda disini. Dari pos 3 kita bisa melihat puncakan yang tak lain adalah puncak sejatinya gunung Cikurai. Dari sini juga kita akan mulai merasakan udara yang semakin dingin, serta angin yang mulai kencang.
Dari pos 4 jalur awal agak landai, tapi selang beberapa menit disusul dengan tanjakan terjal dan curam.
Puncak
Total pendakian 6 Jam dari Stasiun Pemancar.
(5 Jam 20 Menit Trekking + 40 Menit Istirahat)


Download Disini




Gunung di Indonesia Berdasarkan Provinsi


Gunung Berdasarkan Provinsi

Bali
Gunung Abang (2.152 m)                           Gunung Agung (3.142 m)
Gunung Batukau (2.276 m)                         Gunung Batur (1.717 m)
Gunung Catur (2.098 m)                             Gunung Sangiang (2.087 m)

Bengkulu
Gunung Bapagat (2.732 m)                        Gunung Dempo (3.159 m)
Gunung Dingin (2.020 m)                           Gunung Gadang (2.466 m)
Gunung Patah (2.817 m)                            Gunung Runcing (2.221 m)
Gunung Seblat (2.883 m)                           Gunung Tangkitlebak (2.115 m)

DI Aceh
Gunung Abong-abong (3.015 m)                Gunung Bandahara (3.030 m)
Gunung Bateekeubeu (2.840 m)                  Gunung Bateemecica (1.140 m)
Gunung Bumi Geureudong (2.670 m)          Gunung Bumi Telong (2.600 m)
Gunung Geureudong (2.590 m)                   Gunung Leuser (4.446 m)
Gunung Mueajan (3.079 m)                         Gunung Panet Sagu (3.019 m)
Gunung Panjang (2.023 m)                         Gunung Perkison (2.532 m)
Gunung Segama (2.015 m)                         Gunung Sorik Merapi (2.145 m)
Gunung Tangga (2.500 m)                          Gunung Tinjaulaut (2.105 m)
Gunung Ulumasen (2.390 m)

Jambi
Gunung Sumbing (2.507 m)                        Gunung Masurai (2.935 m)

Jawa Barat
Gunung Bukittunggul (2.203 m)                   Gunung Burangrong (2.064 m)
Gunung Cikurai (2.821 m)                           Gunung Cireme (3.078 m)
Gunung Galunggung (2.168 m)                   Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)                           Gunung Kancana (2.182 m)
Gunung Malabar (2.321 m)                         Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)                     Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.434 m)                           Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)          Gunung Telaga Bodas (2.201 m)
Gunung Tilu (2.040 m)                                Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Windu (2.054 m)

Jawa Tengah
Gunung Bismo (2.365 m)                           Gunung Merapi (2.914 m)
Gunung Merbabu (3.142 m)                        Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Perahu (2.565 m)                           Gunung Rogojembangan (2.177 m)
Gunung Slamet (3.418 m)                           Gunung Sumbing (3.371 m)
Gunung Sundoro (3.150 m)                        Gunung Ungaran (2.050 m)

Jawa Timur
Gunung Anjasmoro (2.282 m)                     Gunung Argomayang (2.198 m)
Gunung Argopuro (3.088 m)                       Gunung Arjuna (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)                           Gunung Butak (2.868 m)
Gunung Cemarakuning (2.248 m)                Gunung Jambangan (2.482 m)
Gunung Kawi (2.651 m)                              Gunung Kelud (1.731 m)
Gunung Lawu (3.265 m)                             Gunung Liman (2.512 m)
Gunung Mahameru/Semeru (3.676 m)         Gunung Merapi (2.800 m)
Gunung Raung (3.332 m)                           Gunung Suket (2.950 m)
Gunung Welirang (3.166 m)                        Gunung Wilis (2.169 m)

Kalimantan Barat
Gunung Bukitraya (2.278 m)

Kalimantan Timur
Gunung Harun (2.160 m)                            Gunung Liangpran (2.240 m)

Lampung
Gunung Krakatau (913 m)                           Gunung Tanggamas (2.102 m)

Maluku
Gunung Binaiya (3.019 m)                          Gunung Gamalama (2.700 m)
Gunung Kapaladmada (2.429 m)                Gunung Laworkawra (4.481 m)
Gunung Legatala (4.241 m)                        Gunung Nieuwerkerk (4.185 m)
Gunung Serawema (4.355 m)                      Gunung Sibela (2.111 m)
Gunung Wetar (5.282 m)                            Gunung Wurlali (4.668 m)

Nusa Tenggara Barat
Gunung Ebulolobo (2.123 m)                     Gunung Rinjani (3.726 m)
Gunung Kalimutu (1.640 m)                        Gunung Kondo (2.947 m)
Gunung Nangi (2.330 m)                            Gunung Tambora (2.851 m)
Gunung Inerie (2.245 m)

Nusa Tenggara Timur
Gunung Batutara (3.750 m)                         Gunung Keknemo (2.070 m)
Gunung Ranakah (2.400 m)

Papua
Gunung Arfak (2.940 m)                             Gunung Derabaro (4.150 m)
Gunung Dwikora (4.750 m)                         Gunung Jaya/Ngapulu (5.030 m)
Gunung Kwoko (3.000 m)                           Gunung Mandala (4.700 m)
Gunung Redoura (3.083 m)                        Gunung Togwomeri (2.680 m)
Gunung Trikora (4.750 m)                           Gunung Yamin (4.595 m)
Gunung Yaramamafaka (3.370 m)

Pulau Sangir
Gunung Api (5.000 m)

Sulawesi Selatan
Gunung Anuan (3.673 m)                            Gunung Balease (3.016 m)
Gunung Gandadinata (3.074 m)                  Gunung Kabinturu (2.655 m)
Gunung Kambuno (2.950 m)                       Gunung Lampobatang (2.871 m)
Gunung Paroreang (2.616 m)                      Gunung Rantemado (3.445 m)
Gunung Sinajai (2.669 m)                           Gunung Tolondokalaud (2.884 m)

Sulawesi Tengah
Gunung Butumpu (2.400 m)                        Gunung Daku (2.304 m)
Gunung Dali (2.253 m)                               Gunung Dampal (2.304 m)
Gunung Gawalisi (2.023 m)                         Gunung Gentilomatinan (2.207 m)
Gunung Kulawi (3.311 m)                           Gunung Lambuno (2.443 m)
Gunung Lompopana (2.480 m)                   Gunung Lumut (2.234 m)
Gunung Mad (2.552 m)                              Gunung Malino (2.443 m)
Gunung Maruwali (2.280 m)                        Gunung Nokilalaki (2.355 m)
Gunung Ogoamas (2.565 m)                      Gunung Pekawa (2.314 m)
Gunung Rerekautimdu (2.508 m)                 Gunung Salai (2.040 m)
Gunung Sidole (2.099 m)                           Gunung Sonjo (3.225 m)
Gunung Tambusisi (2.422 m)                      Gunung Tanamatua (2.543 m)
Gunung Tinombala (2.183 m)                      Gunung Towengkeli (2.229 m)
Gunung Tumpu (2.400 m)

Sulawesi Tenggara
Gunung Mengkoka (2.790 m)                      Gunung Watuwila (2.000 m)

Sulawesi Utara
Gunung Awu (3.330 m)                               Gunung Boliohutu (2.065 m)
Gunung Colo (2.509 m)                              Gunung Karangetung (2.700 m)
Gunung Klabat (2.022 m)                           Gunung Tentolomatinan (2.207 m)

Sumatra Barat
Gunung Gedang (2.050 m)                         Gunung Kerinci (3.800 m)
Gunung Maitang (2.262 m)                         Gunung Marapai (2.891 m)
Gunung Ophir (2.191 m)                             Gunung Pantai Cermin (2.690 m)
Gunung Pasaman (2.900 m)                       Gunung Singgalang (2.877 m)
Gunung Talakmau (2.912 m)                       Gunung Talang (2.597 m)
Gunung Tandiket (2.438 m)

Sumatra Selatan
Gunung Besagi (2.232 m)

Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.094 m)                         Gunung Sibuatan (2.457 m)
Gunung Sihabuhabu (2.300 m)                   Gunung Sinabung (2.412 m)
Gunung Sipoimcim (2.199 m)                     Gunung Tampunanjing (2.008 m)
Gunung Kalau (2.171 m

Jalur Arjuna via Tretes


Gunung Welirang (3.156 mdpl) via Tretes
Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
JALUR TRETES
Dari Surabaya kita naik bus jurusan Malang atau sebaliknya, turun di Pandaan dan ganti kendaraan ke jurusan Tretes. Kendaraan yang menuju kawasan wisata Tretes ini berupa Izusu L300 yang berhenti di pertigaan Pasar Buah Pandaan. Dengan tarif Rp.5.000,- per orang. Turun di depan hotel Tanjung. Di perjalanan menuju Tretes terdapat sebuah Candi Jawi peninggalan jaman Hindu. Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Terdapat pula tempat perkemahan yang ramai dikunjungi para pelajar pada hari-hari libur.
Tempat pendaftaran berada di pinggir jalan raya, tepatnya di seberang hotel Tanjung. Dengan membayar biaya pendaftaran Rp.4.500,- serta diwajibkan menitipkan katu tanda pengenal. Di pos pendaftaran ini terdapat empat buah kamar mandi umum.
Dari Pos pendaftaran kita berjalan mengikuti jalan aspal sekitar 200 meter kita akan sampai di pintu masuk Taman Wisata Air Terjun Kaket Bodo yang berada di belakang hotel Surya. Dari pintu masuk ini jalanan sudah di semen hingga Pos Pet Bocor atau Air Terjun.
Berjalan sekitar 200 meter kita akan bertemu dengan percabangan yang ke kanan menuju Bumi Perkemahan dan Air Terjun Kakek Bodo. Sedangkan ke kiri (lurus) menuju Pet Bocor arah menuju puncak Gunung Welirang. Hingga Pet Bocor jalur masih rapi disemen dengan kemiringan yang sangat tajam, sehingga bisa dijadikan pemanasan pendakian yang cukup menguras nafas dan tenaga. Dengan suasana lingkungan yang bersih dan sejuk karena masih terlindungi oleh pohon-pohon besar.
Setelah berjalan sekitar 45 menit sampailah kita di Pos Pet Bocor. Di Pet Bocor terdapat tempat yang sangat luas untuk membuka beberapa tenda. Terdapat pula sumber air yang berasal dari pipa-pipa saluran air yang bocor. Pada hari-hari libur terdapat warung makanan.
Dari Pet Bocor perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalanan berbatu yang sudah rusak. Jalur sangat lebar bisa dilewati Jip, dengan kondisi alam yang terbuka, jarang terdapat pohon, dan dikiri kanan jalan hanya ditumbuhi alang-alang dan ditanami pisang untuk mengatasi alang-alang. Jalur ini biasa digunakan oleh Jip pengangkut belerang hingga Pos Kokopan. Sehingga pendaki bisa juga menuju ke Pos Kokopan dengan menumpang Jip yang hanya ada bila memang hendak mengambil belerang saja. Di siang hari jalur akan terasa sangat panas dan berdebu, sehingga sebaiknya pendakian dilakukan di sore, malam, atau pagi hari. Di sepanjang jalur pendaki akan disuguhi pemandangan ke arah Tretes dan gunung Penanggungan yang sangat indah.
Setelah berjalan sekitar 3 jam pendaki akan sampai di Pos Kokopan. Kokopan berada diketinggian 1500 mdpl, terdapat pondok-pondok yang didirikan oleh para penambang Belerang. Terdapat pula sungai kecil yang airnya cukup melimpah. serta dilengkapi dengan MCK sederhana. Terdapat pula warung makanan yang hanya buka pada hari-hari libur. Kawasan ini bisa menampung cukup banyak tenda dan dikelilingi pohon-pohon cemara. Nyaman untuk menginap karena cukup terlindung dari hembusan angin. Di siang hari udara terasa dingin dan seringkali berkabut.
Di kokopan terdapat sebuah makam keramat yang terbuat dari susunan batu. Makam ini tepatnya berada di sebelah bawah Pos Kokopan di dekat tikungan jalur. Konon para pendaki dan penambang sering dimunculkan oleh penampakan seseorang kakek dan kakek tersebut mengajak berbicara, setelah memperkenalkan diri sebagai Maulana Malik Ibrahim maka kakek tersebut berpamitan hendak pulang ke rumah dan menghilang tepat di makam tersebut.
Dari Pos Kokopan perjalanan dilanjutkan menuju Pos Pondokan. Terdapat banyak jalur untuk menuju Pondokan. Jalur yang sering digunakan para pendaki adalah jalur utama yang berupa punggungan gunung yang lurus. Jalur berupa jalan berbatu yang terjal sehingga sangat menguras tenaga terutama bila pendakian dilakukan di siang hari, di malam hari jalur pendaki ini akan susah dikenali karena tertutup semak-semak. Tidak ada rambu-rambu penunjuk arah. Pendakian di siang hari cukup nyaman karena banyak terdapat pohon-pohon besar di sepanjang jalur pendakian. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk menuju Pos Pondokan
 
Jalur yang lain untuk menuju Pos Pondokan adalah jalur para penambang. Jalur ini cukup landai namun lebih jauh karena memutar dan menyimpang 2 hingga 4 punggungan gunung dari punggungan utama jalur pendaki. Jalur penambang setiap hari digunakan oleh para penambang untuk menurunkan belerang dari Pondokan ke Kokopan dengan menggunakan gerobak sederhana, sehingga jalur ini selalu berdebu terutama di siang hari. Jalur ini melintasi kawasan hutan yang cukup lebat dan diselimuti semak-semak belukar yang rapat. Bagi pendaki yang baru pertama kali mendaki gunung Welirang disarankan menggunakan jalur para penambang, karena jalurnya cukup lebar dan sangat jelas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 4 hingga 6 jam untuk menuju Pos Pondokan dari jalur penambang ini.
Pos Pondokan berupa tanah terbuka yang cukup luas dengan ketinggian berkisar 2250 mdpl. Terdapat pondok-pondok sederhana yang dibangun oleh para penambang Belerang. Di sebelahnya terdapat sungai dengan debit air yang sangat kecil. Sumber air berupa bak penampungan yang dialiri air dari pipa-pipa yang berasal dari rembesan air sungai. Pada hari Minggu dan musim liburan kadangkala ada warung makanan yang buka. Di pos ini pendaki biasanya bermalam untuk mempersiapkan diri melanjutkan pendakian ke puncak gn-Welirang atau menuju gn.Arjuna. Persediaan air minum disiapkan dari Pos Pondokan ini.
Menuju Puncak Gn-Welirang terdapat banyak jalur pintas, jalur utama berupa jalan berbatu yang terjal. Jalur penambang tidak terlalu terjal tetapi memutar melipir sisi sebelah kanan. Masih dibutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai puncak gunung Welirang. Jalur memasuki kawasan hutan cemara yang diselimuti semak-semak. Menjelang Puncak Gunung welirang jalur terbagi menjadi dua. Jalur penambang lurus menuju kawah di mana para penambang mengambil belerang. Jalur pendaki ke arah kanan melintasi punggungan yang sangat curam dan berbatu-batu.
Di kawasan Puncak Gunung Welirang pemandangannya sangat luar biasa indahnya. Pendaki bisa berkeliling mengelilingi kawah untuk mendaki beberapa puncak-puncak kecil. Bila cuaca bersih kita bisa memandang puncak gunung Arjuna dengan detail yang sangat jelas. Gunung Penanggungan juga jelas terlihat sangat dekat.
Terdapat banyak puncak dan banyak kawah yang masih aktif. Kawah yang paling besar dan dalam adalah Kawah Jero, di sebelahnya adalah Kawah Plupuh. Tebing-tebing di sekitar puncak menghembuskan asap belerang. Beberapa lubang di tebing juga mengeluarkan cairan belerang yang berwarna keemasan.
Asap belerang yang pekat bila berhembus mengenai mata bisa menyebabkan mata bengkak untuk itu segera cuci mata dengan air bersih. Bila terhirup dalam waktu yang cukup lama maka bisa menyebabkan pening dan pingsan. Untuk itu bila asap tebal belerang sedang menyelimuti puncak sebaiknya tidak mendekatinya. Agar sedikit lebih aman gunakan kaca mata dan masker penutup hidung yang dibasahi dengan air.
Puncak Gunung Welirang sering diguncang gempa lokal, yang disebabkan oleh pergerakan belerang di dalam perut gunung yang bergerak menuju lubang-lubang di atas puncak. Batu-batu di sekitar puncak juga terasa panas bila dipegang atau diduduki.
Terdapat Gua Sriti yang cukup luas di dekat Puncak gunung Welirang, gua ini dahulunya di jaman Belanda pernah dibangun sebuah villa serta tempat penangkaran Kijang. Terdapat batu-batu pondasi bekas pagar dan bangunan-bangunan villa serta kandang kijang. Juga terdapat sebuah makam keramat di dekat gua tersebut yang diyakini oleh para penambang belerang sebagai makam Mbah Tedjo Geni.
MELANJUTKAN KE GUNUNG ARJUNA DARI PONDOKAN
Setelah beristirahat di pondokan, pendakian di lanjutkan dengan menempuh jalur ke arah kiri. Melintasi hutan pinus dan setelah berjalan sekitar 1 jam akan sampai di Lembah Kidang. Lintasannya agak mendatar dan banyak ditumbuhi pohon rumput yang agak tinggi dan pohon pinus.
Di Lembah Kidang terdapat sumber air yang berada di ketinggaan sekitar 2.300mdpl. Di lembah ini dapat dijumpai satwa-satwa penghuni gunung arjuna. Dari Lembah Kidang Jalur kembali menanjak dan selanjutnya akan bertemu dengan persimpangan jalur yang menuju puncak Gn. Arjuna dan Puncak Gn.Welirang ( lewat Gn. Kembar1 dan Gn. Kembar 2)
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit. Di puncak Gn. Arjuna banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan. Ada juga sebuah batu yang dikeramatkan masyarakat, batu tersebut berbentuk seperti kursi.
MELANJUTKAN KE GUNUNG ARJUNA DARI PUNCAK GN. WELIRANG
Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gn. Arjuna maka setelah kita sampai di puncak G. Welirang kita berjalan turun tepatnya ke arah selatan. Terdapat satu dataran yang cukup luas yang menjadi persimpangan antara puncak Gn.Welirang, Jalur ke Pondokan, Ke Kawah penambang dan ke selatan ke Gn. Kembar 1.
Jalur menanjak melalui hutan cemara hingga puncak Gn. Kembar 1 yang memiliki ketinggian 3.051 mdpl, kemudian menurun menyusuri jurang, maka akan sampai di persimpangan kembar setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Gn.Welirang. Jalur kembali menanjak menapaki puncak Gn. Kembar II dengan ketinggian 3.126 mdpl. Jalur kemudian menurun dan selanjutnya akan berjumpa dengan persimpangan yang ke Gn.Arjuna dan ke Pondokan (kembali ke Tretes).
Berjalan menyusuri hutan cemara, jalur kembali menanjak. setelah berjalan sekitar 1,5 jam dari persimpangan kita akan melewati tempat yang dinaniakan "Pasar Dieng", ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu ± 10 menit.
Puncak G. Arjuna anginnya sangat kencang dan suhunya antara 5-10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat ke bawah, kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta laut utara dengan kerlipan lampu- lampu kapal. Puncak G. Arjuna disebut juga dengan Puncak 'Ogal-Agil' atau 'Puncak Ringgit.





 
Download Disini
                                                                        






Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites